Selasa, 07 Juli 2015

KEGIATAN BERSAMA TNI, BERSIH-BERSIH TELINGA MURID SD DI PAPUA BARAT



Berbagai upaya dilakukan untuk menyukseskan program Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Di Propinsi Papua Barat. Mengingat keterbatasan sumber daya tenaga dan sarana kesehatan untuk Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, maka kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melibatkan instansi lain seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Perawat Nasional Indonesia (IPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), BPJS Kesehatan, PKK, Dharma Wanita, Lembaga Keagamaan, Lembaga Adat, Lembaga Pendidikan, TNI-Polri, Swasta.
Pada kesempatan ini, kami ingin berbagi pengalaman, bagaimana melaksanakan kegiatan skrining dan BBT (bersih-bersih telinga) murid SD di Papua Barat bekerjasama Tentara Nasional Indonesia.

BERMULA DARI TEMPAT PRAKTEK
Pada suatu kesempatan, Ibu Ketua Persit KCK dari Komando Distrik Militer (Kodim) Fak-Fak berkunjung ke tempat praktek kami dalam rangka berkonsultasi . Pada pertemuan tersebut, terjadi diskusi kecil bagaimana menjangkau banyak anak-anak sekolah dalam skrining kesehatan telinga sekaligus pembersihan kotoran telinga, mengingat survey Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian bahwa angka kejadian sumbatan kotoran telinga (serumen) pada anak sekolah adalah 30-50 %. Memang, selama ini Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sudah dilaksanakan rutin oleh sebagian besar Puskesmas, tetapi karena keterbatasan sumber daya tenaga  dan sarana kesehatan telinga di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu maka kegiatan UKS masih terbatas terbukti bahwa angka kejadian sumbatan kotoran telinga (serumen) masih tinggi.
Dari diskusi kecil dengan Ibu Dandim itulah, maka kami meminta Ibu Dandim Fakfak mengundang kami selaku Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT) Kabupaten Sorong – satu-satunya Komda PGPKT yang ada di Papua dan merupakan Komda tingkat Kabupaten pertama yang terbentuk di Indonesia - untuk memfasilitasi kami mengadakan  skrining dan pembersihan kotoran telinga pada 10 (sepuluh) Sekolah Dasar (SD) di kota Fakfak, Papua Barat.

PEMBIAYAAN KEGIATAN
Puji syukur kepada Tuhan YME, kerinduan kami bersama Ibu Dandim Fak-fak untuk mengadakan kegiatan PGPKT di Fakfak, ternyata disambut baik oleh Komandan Kodim Fakfak beserta jajaran Kodim Fakfak, terbukti dengan undangan yang kami terima dari Kodim Fakfak untuk kegiatan skrining dan pembersihan kotoran telinga (serumen) pada 10 (sepuluh) SD di kota Fakfak pada tanggal 4 April 2012, dimana seluruh biaya transportasi dari Sorong ke Fakfak, biaya akomodasi selama kegiatan di kota Fakfak dan biaya pengadaan obat seluruhnya ditanggung oleh Kodim Fakfak.
Selama kegiatan berlangsung, dengan mudah murid-murid SD per-sekolah dijemput dengan lancar dan aman oleh mobil  milik Kodim Fakfak, diantar ke Markas Kodim untuk menjalani pemeriksaan dan pembersihan kotoran telinga bahkan dilakukan juga perawatan dan pengobatan penyakit telinga pada kasus-kasus infeksi telinga, benda asing dalam telinga dan pengobatan ISPA (sebagai salah satu penyebab gangguan telinga).
Bila murid-murid dari satu SD selesai diperiksa, maka mobil Kodim Fakfak akan menjemput murid dari SD lainnya sambil mengantar pulang murid SD yang telah selesai diperiksa, sehingga ruang Markas Kodim Fakfak tidak penuh sesak.  Sebelum pulang, murid-murid SD diberi makanan ringan dari hasil kebun prajurit TNI-AD seperti rebusan jagung, ubi kayu (singkong), pisang dan minuman.

KEGIATAN DI FAKFAK MEMPENGARUHI KODIM LAIN
Keberhasilan Kodim Fakfak melaksanakan kegiatan seperti cerita di atas, menggugah Kodim Sorong untuk kegiatan serupa. Berbekal cerita pengalaman dengan Kodim Fakfak, kegiatan serupa dilirik oleh Kodim 1704 Sorong. Maka keluarlah ide membuat Kegiatan TNI Manunggal Kesehatan dengan fokus Kesehatan Telinga. Kegiatan dilaksanakan di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 1704 Sorong dengan melibatkan 11 (sebelas) SD yang ada di sekitar Makodim 1704 Sorong, dengan total murid yang diperiksa : 1760 orang. Sebenarnya Kodim Sarmi di Propinsi Papua juga sudah mengontak kami untuk mengadakan kegiatan karena mendengar cerita pengalaman dari Kodim Fakfak, tetapi karena komunikasi terputus maka kegiatan tertunda.

SEPULUH LANGKAH  KEGIATAN SKRINING DAN BBT MURID SD BEKERJASAMA DENGAN KODIM SORONG:
1.       Merencanakan kegiatan bersama, melalui rapat-rapat yang dihadiri oleh pihak Kodim Sorong, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, IDI dan Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT) Sorong
2.       Pelatihan atau penyegaran cara memeriksa telinga dan pembersihan kotoran telinga (serumen) , benda asing dan cara pengobatan bagi para dokter Puskesmas, dokter RSUD, dokter poliklinik TNI-AD setempat yang membantu kegiatan, sehari sebelumnya atau sebelum kegiatan dimulai.
3.       Pada hari pelaksanaan kegiatan, murid SD dijemput dengan kendaran milik Kodim. Jumlah murid yang dijemput disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk pada ruang tunggu. Pembukaan kegiatan oleh Komandan Kodim didampingi oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, IDI dan Komda PGPKT Sorong
4.       Setelah pembukaan – sambil dilakukan pendaftaran murid – pada bagian lain dilaksanakan edukasi tentang kesehatan telinga baik melalui ceramah , pembagian leaflet atau pemutaran video edukasi kesehatan telinga sambil murid-murid menunggu giliran pemeriksaan.
5.       Dokter umum yang sudah dilatih sebelumnya, melakukan skrining  pada murid satu per satu.
6.       Bila terdapat sumbatan serumen atau kelainan telinga maka murid diarahkan ke meja tindakan  pembersihan kotoran telinga, atau pemberian perawatan telinga dan pengobatan bagi kasus infeksi telinga, benda asing dalam telinga, ISPA ( sebagai salah satu penyebab gangguan telinga )
7.       Bila ada pemberian obat, maka murid diantar ke bagian pelayanan obat.
8.       Bila murid tidak mengalami kelainan telinga, maka langsung diantar ke ruang istirahat, menikmati makanan/minuman ringan sambil menonton video film kartun, menunggu jemputan untuk kembali ke sekolah. Murid yang sudah menjalani tindakan perawatan dan atau mengambil obat, juga diarahkan ke ruang istirahat. Pada waktu mengantar pulang murid yang selesai diperiksa, dilakukan penjemputan murid pada sekolah lainnya.
9.       Dokter spesialis THT menempati meja terakhir untuk menerima konsultasi atas kasus-kasus spesialistik.
1.   Selesai kegiatan, dilakukan rekapitulasi kasus-kasus yang ditemukan. Membuat laporan.

KEGIATAN SKRINING DAN BERSIH-BERSIH TELINGA YANG SUDAH DILAKSANAKAN BERSAMA TENTARA NASIONAL INDONESIA :
1.       Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Fakfak pada tanggal 4 April 2012, melibatkan Kodim 1706 Fakfak, Pemda Kabupaten Fakfak, IDI Fakfak, Komda PGPKT Sorong
2.       Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Kotamadya Sorong pada tanggal 18 Maret 2015 melibatkan Kodim 1704 Sorong, Pemerintah Daerah Kota Sorong, Dinas Kesehatan Kota Sorong, IDI Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda PGPKT Papua Barat
3.       Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Sausapor - Kabupaten Tambrauw pada tanggal 15 – 16 April 2015 melibatkan Kodim Sorong, Pemerintah Daerah Kabupaten Tambrauw, Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw, Doctor Share, IDI Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda PGPKT Papua Barat
4.       Bakti Sosial dalam rangka Hari Armada TNI-AL di Lantamal Sorong, melibatkan Dinas Kesehatan TNI-AL, Dinas Kesehatan Kota Sorong, IDI Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda PGPKT Papua Barat
KESIMPULAN
1.       Memang belum banyak kegiatan skrining dan BBT yang dilaksanakan bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia, tetapi kalau mau jujur, kegiatan seperti ini sangat perlu dilaksanakan karena kegiatan dapat menjawab kebutuhan akan kesehatan telinga bagi anak-anak (bahkan pada beberapa kesempatan juga melayani orang dewasa/orang tua), terutama di daerah dimana tenaga kesehatan terbatas, apalagi dokter spesialis THT-KL tidak ada di daerah tersebut.
2.       Tentara Nasional Indonesia, memiliki rantai komando yang sangat kuat, memiliki personil dan sarana yang memadai sampai ke pelosok daerah, disamping itu anggota TNI memiliki disiplin tinggi, kepedulian terhadap peningkatan jangkauan pelayanan kepada masyarakat, memiliki kemampuan menggalang partisipasi semua pemangku kebijakan dan dapat menggerakkan partisipasi pihak swasta dan masyarakat secara aktif.
3.       Berbagai kegiatan skrining dan BBT bekerjasama dengan TNI di Papua Barat (seperti contoh di atas) dapat menghimpun murid sekolah dalam jumlah yang banyak bahkan sampai ribuan sehingga memperluas jangkauan pelayanan kepada murid SD dalam waktu yang singkat.
4.       Perlu dikembangkan dan diperluas cakupan pelayanan kesehatan telinga di kemudian hari.





Gambar : Kegiatan Bersama Kodim 1706 Fakfak

Gambar : Kegiatan Bersama Kodim 1704 Sorong