Berbagai upaya dilakukan
untuk menyukseskan program Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Di
Propinsi Papua Barat. Mengingat keterbatasan sumber daya tenaga dan sarana
kesehatan untuk Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, maka
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan melibatkan instansi lain seperti Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Perawat Nasional Indonesia (IPNI), Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), BPJS Kesehatan, PKK,
Dharma Wanita, Lembaga Keagamaan, Lembaga Adat, Lembaga Pendidikan, TNI-Polri,
Swasta.
Pada kesempatan ini, kami
ingin berbagi pengalaman, bagaimana melaksanakan kegiatan skrining dan BBT
(bersih-bersih telinga) murid SD di Papua Barat bekerjasama Tentara Nasional
Indonesia.
BERMULA DARI TEMPAT PRAKTEK
Pada suatu kesempatan, Ibu
Ketua Persit KCK dari Komando Distrik Militer (Kodim) Fak-Fak berkunjung ke
tempat praktek kami dalam rangka berkonsultasi . Pada pertemuan tersebut, terjadi
diskusi kecil bagaimana menjangkau banyak anak-anak sekolah dalam skrining
kesehatan telinga sekaligus pembersihan kotoran telinga, mengingat survey
Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian bahwa angka
kejadian sumbatan kotoran telinga (serumen) pada anak sekolah adalah 30-50 %.
Memang, selama ini Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sudah dilaksanakan rutin oleh
sebagian besar Puskesmas, tetapi karena keterbatasan sumber daya tenaga dan sarana kesehatan telinga di Puskesmas
atau Puskesmas Pembantu maka kegiatan UKS masih terbatas terbukti bahwa angka
kejadian sumbatan kotoran telinga (serumen) masih tinggi.
Dari diskusi kecil dengan
Ibu Dandim itulah, maka kami meminta Ibu Dandim Fakfak mengundang kami selaku
Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT)
Kabupaten Sorong – satu-satunya Komda PGPKT yang ada di Papua dan merupakan
Komda tingkat Kabupaten pertama yang terbentuk di Indonesia - untuk
memfasilitasi kami mengadakan skrining
dan pembersihan kotoran telinga pada 10 (sepuluh) Sekolah Dasar (SD) di kota
Fakfak, Papua Barat.
PEMBIAYAAN KEGIATAN
Puji syukur kepada Tuhan YME,
kerinduan kami bersama Ibu Dandim Fak-fak untuk mengadakan kegiatan PGPKT di
Fakfak, ternyata disambut baik oleh Komandan Kodim Fakfak beserta jajaran Kodim
Fakfak, terbukti dengan undangan yang kami terima dari Kodim Fakfak untuk
kegiatan skrining dan pembersihan kotoran telinga (serumen) pada 10 (sepuluh)
SD di kota Fakfak pada tanggal 4 April 2012, dimana seluruh biaya transportasi
dari Sorong ke Fakfak, biaya akomodasi selama kegiatan di kota Fakfak dan biaya
pengadaan obat seluruhnya ditanggung oleh Kodim Fakfak.
Selama kegiatan berlangsung,
dengan mudah murid-murid SD per-sekolah dijemput dengan lancar dan aman oleh
mobil milik Kodim Fakfak, diantar ke
Markas Kodim untuk menjalani pemeriksaan dan pembersihan kotoran telinga bahkan
dilakukan juga perawatan dan pengobatan penyakit telinga pada kasus-kasus
infeksi telinga, benda asing dalam telinga dan pengobatan ISPA (sebagai salah
satu penyebab gangguan telinga).
Bila murid-murid dari satu
SD selesai diperiksa, maka mobil Kodim Fakfak akan menjemput murid dari SD
lainnya sambil mengantar pulang murid SD yang telah selesai diperiksa, sehingga
ruang Markas Kodim Fakfak tidak penuh sesak.
Sebelum pulang, murid-murid SD diberi makanan ringan dari hasil kebun
prajurit TNI-AD seperti rebusan jagung, ubi kayu (singkong), pisang dan
minuman.
KEGIATAN DI FAKFAK MEMPENGARUHI KODIM LAIN
Keberhasilan Kodim Fakfak
melaksanakan kegiatan seperti cerita di atas, menggugah Kodim Sorong untuk
kegiatan serupa. Berbekal cerita pengalaman dengan Kodim Fakfak, kegiatan
serupa dilirik oleh Kodim 1704 Sorong. Maka keluarlah ide membuat Kegiatan TNI
Manunggal Kesehatan dengan fokus Kesehatan Telinga. Kegiatan dilaksanakan di
Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 1704 Sorong dengan melibatkan 11
(sebelas) SD yang ada di sekitar Makodim 1704 Sorong, dengan total murid yang
diperiksa : 1760 orang. Sebenarnya Kodim Sarmi di Propinsi Papua juga sudah
mengontak kami untuk mengadakan kegiatan karena mendengar cerita pengalaman
dari Kodim Fakfak, tetapi karena komunikasi terputus maka kegiatan tertunda.
SEPULUH LANGKAH
KEGIATAN SKRINING DAN BBT MURID SD BEKERJASAMA DENGAN KODIM SORONG:
1.
Merencanakan kegiatan bersama, melalui rapat-rapat yang
dihadiri oleh pihak Kodim Sorong, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, IDI dan
Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT)
Sorong
2.
Pelatihan atau penyegaran cara memeriksa telinga dan
pembersihan kotoran telinga (serumen) , benda asing dan cara pengobatan bagi
para dokter Puskesmas, dokter RSUD, dokter poliklinik TNI-AD setempat yang
membantu kegiatan, sehari sebelumnya atau sebelum kegiatan dimulai.
3.
Pada hari pelaksanaan kegiatan, murid SD dijemput dengan
kendaran milik Kodim. Jumlah murid yang dijemput disesuaikan dengan kapasitas
tempat duduk pada ruang tunggu. Pembukaan kegiatan oleh Komandan Kodim didampingi
oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, IDI dan Komda PGPKT Sorong
4.
Setelah pembukaan – sambil dilakukan pendaftaran murid – pada
bagian lain dilaksanakan edukasi tentang kesehatan telinga baik melalui ceramah
, pembagian leaflet atau pemutaran video edukasi kesehatan telinga sambil
murid-murid menunggu giliran pemeriksaan.
5.
Dokter umum yang sudah dilatih sebelumnya, melakukan
skrining pada murid satu per satu.
6.
Bila terdapat sumbatan serumen atau kelainan telinga maka
murid diarahkan ke meja tindakan pembersihan kotoran telinga, atau pemberian
perawatan telinga dan pengobatan bagi kasus infeksi telinga, benda asing dalam
telinga, ISPA ( sebagai salah satu penyebab gangguan telinga )
7.
Bila ada pemberian obat, maka murid diantar ke bagian
pelayanan obat.
8.
Bila murid tidak mengalami kelainan telinga, maka langsung
diantar ke ruang istirahat, menikmati makanan/minuman ringan sambil menonton
video film kartun, menunggu jemputan untuk kembali ke sekolah. Murid yang sudah
menjalani tindakan perawatan dan atau mengambil obat, juga diarahkan ke ruang
istirahat. Pada waktu mengantar pulang murid yang selesai diperiksa, dilakukan
penjemputan murid pada sekolah lainnya.
9.
Dokter spesialis THT menempati meja terakhir untuk menerima
konsultasi atas kasus-kasus spesialistik.
1.
Selesai kegiatan, dilakukan rekapitulasi kasus-kasus yang
ditemukan. Membuat laporan.
KEGIATAN SKRINING DAN BERSIH-BERSIH TELINGA YANG SUDAH
DILAKSANAKAN BERSAMA TENTARA NASIONAL INDONESIA :
1.
Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Fakfak pada
tanggal 4 April 2012, melibatkan Kodim 1706 Fakfak, Pemda Kabupaten Fakfak, IDI
Fakfak, Komda PGPKT Sorong
2.
Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Kotamadya Sorong
pada tanggal 18 Maret 2015 melibatkan Kodim 1704 Sorong, Pemerintah Daerah Kota
Sorong, Dinas Kesehatan Kota Sorong, IDI Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda
PGPKT Papua Barat
3.
Skrining dan Bersih-Bersih Telinga (BBT) di Sausapor - Kabupaten
Tambrauw pada tanggal 15 – 16 April 2015 melibatkan Kodim Sorong, Pemerintah
Daerah Kabupaten Tambrauw, Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw, Doctor Share,
IDI Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda PGPKT Papua Barat
4.
Bakti Sosial dalam rangka Hari Armada TNI-AL di Lantamal
Sorong, melibatkan Dinas Kesehatan TNI-AL, Dinas Kesehatan Kota Sorong, IDI
Sorong, Komda PGPKT Sorong dan Komda PGPKT Papua Barat
KESIMPULAN
1.
Memang belum banyak kegiatan skrining dan BBT yang dilaksanakan
bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia, tetapi kalau mau jujur, kegiatan
seperti ini sangat perlu dilaksanakan karena kegiatan dapat menjawab kebutuhan akan
kesehatan telinga bagi anak-anak (bahkan pada beberapa kesempatan juga melayani
orang dewasa/orang tua), terutama di daerah dimana tenaga kesehatan terbatas,
apalagi dokter spesialis THT-KL tidak ada di daerah tersebut.
2.
Tentara Nasional Indonesia, memiliki rantai komando yang
sangat kuat, memiliki personil dan sarana yang memadai sampai ke pelosok
daerah, disamping itu anggota TNI memiliki disiplin tinggi, kepedulian terhadap
peningkatan jangkauan pelayanan kepada masyarakat, memiliki kemampuan menggalang
partisipasi semua pemangku kebijakan dan dapat menggerakkan partisipasi pihak
swasta dan masyarakat secara aktif.
3.
Berbagai kegiatan skrining dan BBT bekerjasama dengan TNI di
Papua Barat (seperti contoh di atas) dapat menghimpun murid sekolah dalam jumlah
yang banyak bahkan sampai ribuan sehingga memperluas jangkauan pelayanan kepada
murid SD dalam waktu yang singkat.
4.
Perlu dikembangkan dan diperluas cakupan pelayanan kesehatan
telinga di kemudian hari.
|
|
Gambar
: Kegiatan Bersama Kodim 1706 Fakfak
|
Gambar : Kegiatan Bersama Kodim 1704 Sorong
|