Kamis, 27 November 2008

PERJALANAN BAKTI SOSIAL KESEHATAN DI KAIMANA (2)

Menanti di ruang tunggu keberangkatan pesawat sangat membosankan.  Apalagi ruang itu kotor,  terasa panas karena tidak ada AC dan Fan tidak berfungsi atau belum difungsikan. Nampaknya petugas terlambat masuk kerja. Ditambah lagi polusi asap rokok  karena belum ada areal khusus bagi perokok. Maklum ruang tunggu bandara masih terbatas. Mestinya saya mengetahui pasti perubahan jadwal pesawat yang mendadak harus mengantar penumpang lain lebih dahulu ke Teminabuan. Dalam kemajuan tehnlogi komunikasi saat ini, bisa saja saya menanyakan tentang kepastian jadwal keberangkatan supaya saya tidak perlu terburu-buru ke bandara dan menjadi kurang nyaman menunggu seperti ini. Saya menyesali diri saya sendiri sekaligus memaafkan. Sebelumnya , pada waktu mengambil tiket tidak ada informasi tentang itu, tetapi hanya disampaikan oleh pihak Merpati bahwa pesawat ke Kaimana akan berangkat pada pukul 08.00 sehingga harus melapor paling lambat pukul 06.30.
Saya mengisi kekosongan dengan mengobrol kepada beberapa penumpang yang mau berangkat ke Kaimana. Juga sudah tampak beberapa penumpang yang akan menuju daerah lain seperti ke Babo ( sebuah daerah di Kabupaten Teluk Bintuni yang tidak jauh dari Sorong )  dan  ke kota lain seperti FakFak, Manado, Makassar, Jakarta. Memang Sorong menjadi salah satu pintu gerbang di Papua yang menjadi tempat transit penumpang yang masuk atau meninggalkan Papua.
Salah seorang penumpang dari Manokwari yang akan menuju Kaimana berceritera kalau seharusnya dia  sudah berangkat ke Kaimana dengan pesawat z-air ( nama samaran ), tetapi karena pesawat tsb gagal untuk lepas landas di Bandara Manokwari – tentunya membuat trauma tersendiri – sehingga dia memutuskan untuk berangkat ke Sorong dengan kapal laut milik Pelni dan membeli tiket pesawat lain yang akan ke Kaimana.
Pukul 09.00, pesawat Merpati tujuan Kaimana – dengan rute transit di FakFak –  lepas landas meninggalkan Sorong. Sampai jumpa.

KISAH PERJALANAN KE KAIMANA-PAPUA BARAT

 

 Menanti di ruang tunggu keberangkatan pesawat sangat membosankan.  Apalagi ruang itu kotor,  terasa panas karena tidak ada AC dan Fan tidak berfungsi atau belum difungsikan. Nampaknya petugas terlambat masuk kerja. Ditambah lagi polusi asap rokok  karena belum ada areal khusus bagi perokok. Maklum ruang tunggu bandara masih terbatas. Mestinya saya mengetahui pasti perubahan jadwal pesawat yang mendadak harus mengantar penumpang lain lebih dahulu ke Teminabuan. Dalam kemajuan teknologi komunikasi saat ini, bisa saja saya menanyakan tentang kepastian jadwal keberangkatan supaya saya tidak perlu terburu-buru ke bandara dan menjadi kurang nyaman menunggu seperti ini. Saya menyesali diri saya sendiri sekaligus memaafkan. Sebelumnya , pada waktu mengambil tiket tidak ada informasi tentang itu, tetapi hanya disampaikan oleh pihak Merpati bahwa pesawat ke Kaimana akan berangkat pada pukul 08.00 sehingga harus melapor paling lambat pukul 06.30.
Saya mengisi kekosongan dengan mengobrol kepada beberapa penumpang yang mau berangkat ke Kaimana. Juga sudah tampak beberapa penumpang yang akan menuju daerah lain seperti ke Babo ( sebuah daerah di Kabupaten Teluk Bintuni yang tidak jauh dari Sorong )  dan  ke kota lain seperti FakFak, Manado, Makassar, Jakarta. Memang Sorong menjadi salah satu pintu gerbang di Papua yang menjadi tempat transit penumpang yang masuk atau meninggalkan Papua.
Salah seorang penumpang dari Manokwari yang akan menuju Kaimana berceritera kalau seharusnya dia  sudah berangkat ke Kaimana dengan pesawat z-air ( nama samaran ), tetapi karena pesawat tsb gagal untuk lepas landas di Bandara Manokwari – tentunya membuat trauma tersendiri – sehingga dia memutuskan untuk berangkat ke Sorong dengan kapal laut milik Pelni dan membeli tiket pesawat lain yang akan ke Kaimana.
Pukul 09.00, pesawat Merpati tujuan Kaimana – dengan rute transit di FakFak –  lepas landas meninggalkan Sorong. 
Sampai jumpa.

Selasa, 11 November 2008

PELAYANAN PENGOBATAN CUMA-CUMA DI KAIMANA (1)

penyambutan-tamu-bandara-deo-sorong2Meski masih mengantuk – karena semalam harus menyiapkan pakaian dan perlengkapan untuk keberangkatan ini – pukul 05.30 saya tetap beranjak dari tempat tidur.  Pukul 06.30, dengan  ditemani seorang keponakan, saya bergegas ke Bandara Domine Edward Osok ( DEO ) –  nama  seorang pendeta yang pertama menginjakkan kaki di Sorong - untuk melakukan check in. Pesawat Merpati tujuan Kaimana rencana berangkat jam 08.00. Ini perjalanan saya yang kedua kali ke Kaimana – sebelumnya tahun yang lalu bersama Tim – tetapi perasaan takut menyelimuti karena kalau terlambat melapor maka posisi kita akan diganti oleh penumpang lain. Jauh hari sebelumnya saya sudah memesan tiket untuk perjalanan ini, berhubung penerbangan ke Kaimana hanya 4 x seminggu dan kadang sulit untuk memperoleh tiket bila kebetulan banyak penumpang yang mau berangkat. Seperti pada kali ini, banyak pihak baik dari pemerintah, LSM, para pengusaha merencanakan berangkat ke Kaimana sehubungan dengan kunjungan Menteri Kelautan Bapak Fredy Numberi – seorang putera asli Papua – untuk meresmikan Kawasan Konservasi Laut Daerah ( KKLD ) Kaimana. 

sorong-fakfak-kaimana-dengan-merpati1Penerbangan ke Kaimana hanya dilayani oleh Merpati, Deraya dan Trigana. Penumpang juga banyak karena sebagian penumpang dari Manokwari tujuan Kaimana sementara menunggu di Sorong sebab sehari sebelumnya ada pesawat ( sebut saja Z air – nama samaran ) dari Manokwari tujuan Kaimana gagal untuk lepas landas di Bandara Manokwari – tentunya membuat trauma sebagian penumpangnya – sehingga mereka mengambil alternatif  lain ke Kaimana melalui Sorong.
Jam 07.30 , pesawat Merpati yang akan terbang ke Kaimana ternyata harus melayani dulu penerbangan ke Teminabuan – ibukota Kab Sorong Selatan – sehingga kami harus menunggu lagi. Penerbangan Sorong ke Teminabuan pp kurang lebih 60 menit. Menurut informasi, penerbangan ke Kaimana delay sampai jam 09.00 setelah pesawat tersebut balik kembali dari Teminabuan. ( Sebagai tambahan informasi , alternatif  lain bila anda ingin bepergian dari Sorong ke Kaimana adalah dengan menggunakan transportasi laut berhubung belum adanya ruas jalan yang menghubungkan Sorong – Kaimana.. Memang sarana transportasi  masih merupakan kendala di daerah Papua umumnya . Siapa tahu anda berminat untuk membuka usaha bidang trasportasi di Papua.  He . . he . . )